Tak jauh dari kota Spensaka terdapat desa kecil yang aman, damai, dan sejahtera. Desa ini bernama desa Jaya, di desa tersebut para warganya ramah termasuk kepala desanya yaitu Pak Mamat yang sering di panggil Tok Mat, Tok Mat sangat akrab sekali dengan dua anak bersaudara yang bernama Adi dan Wiyata dua anak ini cucu dari salah satu teman dekat Tok Mat yaitu Nek Siti. Pada suatu pagi yang cerah Adi dan Wiyata bersiap berangkat sekolah mereka masih duduk dibangku taman kanak-kanak, mereka bersekolah di TK BHAKTI HUSADA, Setelah mereka siap untuk berangkat mereka berangkat bersama kakak mereka yang bernama Kak Rita, mereka pun berangkat dengan menggunakan sepeda keranjang yang dimiliki Kak Rita, sesampainya di sekolah Adi dan Wiyata bergegas masuk ke dalam kelas, dan mereka pun bertemu dengan teman-temannya, sambil menunggu guru datang mereka berbincang-bincang di kelas, guru pun datang, guru tersebut bernama bu Mawar dia adalah guru cantik, baik, dan ramah.
Waktu pulang sekolah pun tiba, Adi dan Wiyata pulang bersama teman-temannya, di perjalanan ada seorang pengendara motor yang mengendarai motornya sangat kencang dan asap knalpotnya berwarna hitam Adi, Wiyata dan teman-temannya pun batuk-batuk setelah menghirup asap tersebut. Salah satu teman Adi dan Wiyata yang bernama Joe berkata “ Waduh orang itu ngebut banget ya asap knalpotnya pun bau dan bikin kita batuk-batuk “ kata Joe. “Iya nih ini kan bisa menyebabkan polusi udara “ sahut Caki. “ Ya udah ayo kita pulang, ganti baju, lalu kita kelapangan deh main “ celetuk Adit. Setelah mereka pulang ke rumah masing-masing kemudian mereka berkumpul lagi dilapangan, matahari pun mulai tenggelam dan langit sudah mulai gelap anak-anak itu pun pulang ke rumah mereka masing-masing.
Sesampainya dirumah Adi dan Wiyata pergi mandi, setelah mandi mereka pun makan malam bersama nenek dan kakak mereka, saat makan mereka pun menceritakan kejadian yang terjadi saat mereka pulang sekolah kepada Neneknya. “ Nek, tadi sepulang sekolah ada pengendara sepeda motor yang mengendarai motornya sangat kencang dan asap knalpotnya bau dan warna hitam lagi “ cerita Adi. “ Iya Nek kami batuk-batuk saat menghirup asapnya “ sambung Wiyata. “ Eeeeehhhh, Kalian jangan hirup asap itu lagi karena asap itu sangat berbahaya bagi paru-paru kalian dan bagi sistem pernafasan kalian asap itu juga termasuk polusi udara yang harusnya kita hindari karena semakin banyak polusi akan semakin parah keadaan bumi ini “ Jawab Nenek. “ Sudahlah kita makan saja nanti makanannya keburu dingin lo “ Celetuk Kak Rita. Setelah makan mereka pun menonton TV karena esok harinya adalah hari Minggu, setelah menonton TV mereka pergi tidur.
Keesokan harinya Adi dan Wiyata bermain kerumah Tok Mat bersama teman-temannya, ssampainya di rumah Tok Mat mereka diajak jalan-jalan keliling desa bersama Tok Mat, Dalam perjalanan kami melihat ada asap yang sangat tebal kami dan Tok Mat pun pergi menghampiri asap tersebut siapa tau ada kebakaran pikir kami tapi ternyata saat kami sampai ke tempat asap itu ada seorang pemuda yang sedang membakar sampah di halaman rumahnya, “ Hey kamu yang lagi bakar-bakar sampah, tidak baik bakar-bakar sampah di halaman terbuka seperi ini, yang kamu lakukan ini bisa menyebabkan ketidak nyamanan bagi warga di sini dan asapnya pun tidak baik bagi kesehatan, kamu ini menambah polusi udara saja “ Tegur Tok Mat. “ Iya maaf Tok Mat, saya mengaku salah habisnya saya bingung sampah ini harus dibuang kemana jadi saya bakar saja “ jawab si pemuda. “ Kamu kan bisa mengubur sampah ini, dengan di kubur sampah ini bisa jadi berguna untuk menyuburkan tanah di depan rumahmu ini dan kamu bisa menanam tanam di sini supaya rumahmu terlihat rindang “ Kata Tok Mat. “ Baik Tok Mat akan saya lakukan nasehat yang diberikan Tok Mat ini terima kasih ya Tok Mat “ Sahut pemuda tersebut. “ Iya sama-sama “ Jawab Tok Mat. “ Wah Tok Mat hebat, Tok Mat bisa tahu tentang polusi udara dan pencemaran lingkungan. “ Puji Wiyata. “ Hehe, Tok Mat gitu loh“Jawab Tok Mat.
Setelah berjalan mengelilingi kampung Adi dan Wiyata mengajak Tok Mat untuk pergi memancing kesungai bersama teman-temannya. “ Tok Mat kita pergi ke sungai yuk untuk mancing ikan sama teman-teman. “ Ajak Adi. “ Ok, kita ambil peralatan memancing di rumah Tok Mat. “ Ajak Tok Mat. Setelah mereka bertiga sampai ke rumah Tok Mat, Tok Mat langsung mengambil peralatan memancing dan bergegas pergi ke sungai, sesampainya di sungai mereka langsung memasang umpan dan memancing ikan bersama teman-teman Adi dan Wiyata. “ Zaman dulu di tempat ini banyak sekali ikan dan besar-besar tapi karena banyak orang-orang yang membuang sampah ke sungai dan sungai ini mulai tercemar sehingga ikan-ikan disini hampir mati semua.” Cerita Tok Mat. “ Oh jadi gitu Tok cerita tempat ini. “ Tanya Wiyata. Saat mereka asik berbicara tiba-tiba kail Tok Mat disambar ikan yang besar, Tok Mat menariknya dengan sekuat tenaga sehingga ikan itu kelelahan dan akhirnya naik ke daratan, hari mulai gelap Tok Mat, Adi, Wiyata dan teman-temannya pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan harinya Adi dan Wiyata bersiap-siap untuk pergi kesekolah seperti biasa, sesampainya di sekolah mereka berbincang-bincang dengan teman-temannya, tak lama kemudian Bu Guru pun datang. “ Selamat pagi anak-anak. “ Sapa Bu Guru. “ Selamat pagi Bu Guru!!!!. “ Jawab Siswa dengan serentak. “ Pada Pagi ini ibu akan membahas tentang lingkungan dan dampak pencemaran atau polusi di lingkungan. “ Kata Bu Guru. “ lingkungan adalah sesuatu yang dapat dilihat di sekitar kita contohnya lingkungan sekolah, lingkungan di rumah, seperti taman. Itulah lingkungan dan apakah kalian tahu dampak pencemaran atau polusi bagi lingkungan ? “ Tanya Bu Guru. “ Tidak tahu Bu !!!. “ Jawab Siswa dengan serentak lagi. “ Dampak pencemaran atau polusi bagi lingkungan itu bisa merusak lingkungan, bisa menjadi wabah penyakit bagi warga sehingga kesehatan warga terganggu, penyakitnya seperti sesak nafas, gangguan pernafasan dan lain-lain, dan cara mengatasinya hanya ada satu cara yaitu menjaga lingkungan tetap bersih, sehat, rindang, dan indah, dengan usaha sebagai berikut yang pertama kerja bakti, kedua tidak membuang sampah sembarangan apalagi sampahnya dibuang ke sungai, ketiga tidak membakar sampah di lapangan terbuka dan seharusnya sampah itu dikubur agar bisa tambah menyuburkan tanah, jadi gitu anak-anak. “ Penjelasan Bu Guru. “ Oh jadi gitu Bu. “ Jawab Adi. “ Yaudah pelajaran kita sudahi dulu karena ada rapat sekolah kalian dipulangkan lebih awal. “ Kata Bu Guru. “ Yeeeeeaaaaaaayyy. “ Adi dan Wiyata pun bersorak kegirangan.
*===TAMAT===*
Penulis : Hilman Kasyfil Isyraqi/XI MIPA 5